Pengaruh
Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Tujuan
Dapat
mengetahui hasil reaksi yang terjadi antara Asam Cuka (CH3COOH)
dengan Baking Soda (NaHCO3)
2. Dasar
Teori
Asam
cuka atau asam asetat adalah senyawa kimia organik. Asam cuka memiliki rumus
kimia CH3COOH, asam cuka memiliki konstanta di elektrik yang sedang
yaitu 6,2 sehingga ia dapat melarutkan senyawa polar seperti garam anorgaik dan
gula maupun senyawa non polar. Larutan asam asetat dalam air merupakan asam
lemah. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Baking soda atau natrium bikarbonat adalah senyawa yang kelarutanya
dalam air bersifat basa lemah. Baking soda biasanya di gunakan tidak hanya
sebagai bahan untuk memasak,tetapi juga untuk pengobatan. Natrium bikarbonat
adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Senyawa ini disebut juga
baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, dan lain-lain. Senyawa ini berbentuk
kristal yang dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat dapat larut dalam air.
Senyawa ini digunakan untuk roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain
membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti mengembang. Senyawa yang
bersifat asam yang dicampurkan dengan senyawa bersifat basa akan menghasilkan
senyawa yang bersifat netral. Dalam percobaan, senyawa asam lemah dicampurkan
pada larutan asam cuka (CH3COOH) dengan senyawa basa kuat pada
larutan soda kue (NaHCO3) . Pada reaksi kimia satu zat atau lebih
dapat di ubah menjadi zat baru,sesuai dengan percobaan asam cuka (CH3COOH)
direaksikan dengan baking soda (NaHCO3) menghasilkan gas CO2.
Berarti telah terjadi reaksi kimia karena menghasilkan zat jenis baru. Hal ini
dibuktkan melalui percobaan ketika di campurkanya asam cuka dan baking soda
terjadi gelembung,sehingga balon yang tadinya kecil menjadi besar,karena
disebabkan gas CO2 dari hasil reaksi tesebut.
Campuran
soda kue dengan cuka menghasilkan gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung
gas tersebut adalah gas karbondioksida. Campuran cuka dengan soda kue dapat
dirumuskan sebagai berikut :
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq)
→
CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Cuka
merupakan asam sedangkan soda kue merupakan basa. Setelah kedua larutan ini di
campur, pH nya menjadi netral
Hasil
dari reaksi cuka dengan soda kue menghasilkan gas karbondioksida yang dapat
mengisi ruang balon sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan
berubah menjadi lebih besar. Reaksi yang terjadi antara cuka dengan soda kue
ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah cuka dan soda kue dicampurkan ke
dalam botol, permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan
panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang
dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa dingin.
Bahan
dan alat
-
botol aqua 600 mL sebanyak 3 buah,
-
sendok makan,
-
balon berwarna warni sebanyak 3 buah (warna
yang berbeda),
-
stopwatch,
-
cuka dapur,
-
soda kue,
-
gelas ukur atau takaran,
-
kertas yang dibentuk seperti corong.
3. prosedur,
pertama,
sebanyak 60 mL cuka dapur dimasukkan ke dalam tiga botol plastik. Kedua,
memasukkan soda kue sebanyak satu sendok kedalam balon pertama, dua sendok ke
dalam balon kedua dan tiga sendok ke dalam balon ketiga, dengan bantuan corong
dari kertas. Selanjutnya, memasukkan ujung balon ke dalam ujung botol plastik ,
tetapi soda kue tidak boleh masuk ke dalam botol plastik. Setelah beberapa
saat, soda kue yang ada di balon dituangkan ke dalam botol yang berisi cuka
dapur. Dengan bantuan stopwatch, mencatat waktu mulai soda kue yang terdapat
dalam balon bercampur dengan cuka dapur yang ada di dalam botol sampai soda kue
habis bereaksi dan balon mengembang.
Gambar
2. Bahan dan alat percobaan faktor konsentrasi terhadap laju reaksi
4. HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM
Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi Tabel
No
percobaan |
Volume
Asam |
Banyak
soda kue (NaHCO3) |
Waktu
Sampai soda kue habis |
Pengamatan |
1 |
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
PERTANYAAN
1. Apa
yang menyebabkan balon tersebut menggelembung…
2. Mengapa
terjadi perbedaan ukuran balon…
3. Diketahui reaksi :
A + 2B → hasil, dari reaksi tersebut diperoleh data sebagai berikut
[A] M |
[B] M |
Laju Reaksi (Ms-1) |
0.1 |
0.1 |
0.01 |
0.1 |
0.2 |
0.04 |
0.2 |
0.3 |
0.36 |
Maka orde reaksi
terhadap A dan B masing-masing adalah..
BENTUK
MOLEKUL
1. Tujuan
-
Membuat model bentuk molekul dengan
menggunakan molimood
-
Menentukan polar dan non polar dari bentuk
molekul
2. Dasar
Teori
Setiap
molekul yang tersusun dari atom unsur tertentu dengan jumlah yang tertentu pula
akan mempunyai bentuk molekul tertentu. Bentuk molekul merupakan
bentuk geometris yang terjadi jika inti atom unsur yang saling berikatan dalam
suatu molekul dihubungkan dengan suatu garis lurus. Bentuk molekul senyawa
kovalen ditentukan oleh susunan ruang pasangan elektron di sekitar atom pusat.
Bentuk molekul senyawa kovalen diuraikan berdasarkan dua teori yaitu teori
domain elektron (VSEPR) dan teori hibridisasi.
Teori
Domain Elektron
Domain
elektron adalah suatu area dalam molekul yang ditempati oleh elektron. Teori
domain elektron menyatakan bahwa pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
bebas tolak-menolak sehingga tiap-tiap pasangan elektron cenderung berjauhan
satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut. Jadi, bentuk molekul
dipengaruhi oleh susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron bebas (PEB) pada atom pusat suatu molekul. Teori ini juga dikenal
dengan teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori Tolakan
Pasangan Elektron Valensi. Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh ahli
kimia Kanada, R.J. Gillespie pada tahun 1957 berdasarkan ide ahli kimia
Inggris, N. Sigewick dan H. Powel.
Bentuk
molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat. Terdapat lima macam
bentuk dasar molekul kovalen sebagai berikut.
1. Linear:
bentuk molekul yang disusun oleh tiga atom yang berikatan dalam satu garis
lurus dan sebuah atom merupakan pusatnya. Sudut ikat pada dua pasang elektron
ikatan sebesar 180°. Contoh senyawa linear di antaranya HgBr2, CdCI2,
dan BeH2
2. Segitiga
datar: bentuk molekul segitiga sama sisi yang disusun oleh empat buah atom.
Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan dengan tiga atom lainnya dengan sudut
ikat 120°. Contoh senyawa segitiga datar yaitu BCI3, BF3,
dan Gal3
3. Tetrahedral:
bentuk molekul yang tersusun dari lima atom berikatan. Sebuah atom sebagai
pusat yang berikatan dengan empat atom lainnya dengan sudut ikat 109,5°. Contoh
senyawa tetrahedral yaitu CCI4, CH4, dan SnCI4
4. Trigonal
bipiramida: bentuk molekul terdiri atas dua bentuk piramida yang bergabung
dalam salah satu bidang. Atom pusatnya dikelilingi oleh lima atom lain dengan
sudut ikat ekuatorial 120°, dan sudut aksial 90°. Contoh senyawa trigonal
bipiramida yaitu PF5, SbCI5, dan PCI5
5. Oktahedral:
bentuk molekul terdiri atas delapan bidang yang merupakan segitiga sama sisi
dengan sudut ikat 90°. Contoh senyawa oktahedral adalah SF6, TeF6,
dan SeF6
Bahan
dan alat
-
Molimood
3. Prosedur,
Siswa
merangkaian setiap atom yang diperlukan menjadi suatu bentuk molekul, senyawa
yang terbentuk berupa CH4, C2H2, H2O,
SO2, PCl3
4. HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM
No |
Senyawa |
Bentuk molekul |
Gambar |
PEI |
PEB |
1 |
CH4 |
|
|
|
|
2 |
C2H2 |
|
|
|
|
3 |
H2O |
|
|
|
|
4 |
SO2 |
|
|
|
|
5 |
PCl3 |
|
|
|
|
PERTANYAAN
1. Dari
praktek dapat disimpulkan Senyawa mana saja yang tergolong polar dan non polar
2. Berdasar
apa anda menyimpulkan hal tersebut
3. Prediksikan
dan gambar bentuk molekul dari PCl 5 dan SF6
ELEKTROLISIS LARUTAN NaCl
1.
Tujuan
Mengamati yang
terjadi di katoda dan di anoda pada elektrolisis larutan NaCl.
2.
Dasar Teori
Reaksi
kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya konduksi listrik disebut
elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi ini disebut sel elektrolisis.
Reaksi kimia yang terjadi dalam sel elektrolisis disebut reaksi sel. Contoh
aplikasi sel elektrolisis seperti penyepuhan, pemurnian logam, dan penyetruman
accu/aki. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan. Sel elektrolisis terdiri dari sebuah elektroda, elektrolit,
dan sumber arus searah. Elektron memasuki sel elektrolisis melalui kutub
negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katoda
dan mengalami reduksi. Sedangkan spesi lain melepas elektron di anoda dan
mengalami oksidasi. Beberapa pengertian yang terdapat pada sel elektrolisis,
sebagai berikut :
1. Anoda (elektroda negatif) adalah
elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2. Katoda (elektroda positif) adalah
elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.
3. Kation adalah ion yang kekurangan
elektron. Karena Kation bergerak menuju elektroda negatif dan terjadi reaksi
pengikatan elektron atau reaksi reduksi.
4. Anion adalah ion yang kelebihan elektron.
Karena Anion bergerak menuju elektroda positif dan melepaskan elektronnya terjadi
reaksi reduksi.
5. Pada setiap reaksi redoks jumlah elektron
yang diterima sama dengan jumlah elektron yang hilang.
Dalam
elektrolisis larutan NaCl terjadi kompetisi di anoda antara oksidasi ion
klorida dengan oksidasi air. Pada katoda, terjadi suatu persaingan antara air
dengan ion Na+. Dan berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, air
memiliki Eo red yang lebih besar dibandingkan ion Na+.
Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh
sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan
Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai Eo red ion Cl- dan
air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan
(overvoltage), maka oksidasi ion Cllebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh
sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl–.
Jadi, reaksi yang terjadi pada elektrolisis
larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :
Katoda (-): 2 H2O(l)
+ 2 e- → H2(g)
+ 2 OH- (aq) .... (1) E = -1,36 V
Anoda
(+): 2 Cl- (aq) → Cl2(g) + 2 e- .... (2) E = -0,83 V
Reaksi sel: 2 H2O(l)
+ 2 Cl- (aq) → H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-
(aq) E= -2,19 V
Reaksi
elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan
ion OH- (basa) di katoda serta gelembung gas Cl2 di
anoda. Terbentuknya ion OH– pada katoda dapat dibuktikan dengan
perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah
indikator fenolftalein (pp).
3.
Bahan dan alat
Alat:
-
Tabung U
-
Kabel dan jepit
-
Adaptor
-
Pipet Tetes
-
Elektroda C
-
Beaker Gelas
-
Klem
Bahan:
-
Larutan Indikator Fenolftalein
-
Larutan NaCl 0,5 M
4.
Prosedur
1. Pasanglah pipa U di statif dan kedua
lubang diberikan elektroda karbon yang sudah dirangkai dengan kabel yang
dihubungkan dengan adaptor.
2. Lalu masukkan larutan NaCl pada gelas
beaker, tuangkan ke dalam tabung U.
3. Kemudian tambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein ke dalam masing-masing lubang pipa U.
4. Setelah itu, tutup kedua lubang dengan
menggunakan kapas.
5. Elektrolisis kedua larutan itu sampai
terlihat suatu perubahan pada sekitar kedua elektroda
5.
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
Hal yang terjadi di anoda dan katoda
PERTANYAAN
1. Jelaskan pertanda apakah terbentuknya gelembung?
2. Dimanakah terbentuknya gelembung, apakah pada anoda
ataukah katoda?
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada katoda!
4. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda!
5. Tuliskan reaksi lengkap elektrolisis!
PEMBUATAN
LARUTAN
1.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan
mempraktekkan pembuatan larutan.
2.
Dasar Teori
Larutan adalah campuran homogen dari
satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut. Larutan terdiri atas dua bagian
yaitu zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat terlarut merupakan zat
yang berjumlah sedikit di dalam larutan sedangkan pelarut merupakan zat yang
berjumlah banyak di dalam larutan dan pelarut yang banyak digunakan adalah air.
Air merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan banyak senyawa. Proses
pelarutan NaCl dalam pelarut air ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses pelarutan NaCl dalam
air
(hrsbstaff.ednet.ns.ca)
Konsentrasi larutan didefinisikan
sebagai banyaknya zat yang terlarut dalam sejumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi
yang digunakan dalam ilmu kimia untuk menyatakan jumlah zat terlarut dalam
jumlah tertentu diantaranya Molaritas (M), Molalitas (m), persen massa (b/v),
dan ppm (part per million)
a)
Molaritas (M)
Molaritas didefinisikan sebagai
jumlah mol yang terlarut setiap liter larutan, atau dapat ditulis sebagai
berikut.
𝑴 =
b)
Molalitas (m)
Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol yang terlarut setiap 1
Kilogram zat pelarut, atau dapat ditulis sebagai berikut.
𝑴
=
3.
Bahan dan alat
Alat
-
Gelas arloji
-
labu ukur 100 mL
-
pengaduk
-
corong
-
gelas kimia 100 mL
-
pipet tetes
-
timbangan ohaus
-
spatula.
Bahan
-
akuades
-
NaCl
-
Sukrosa
4.
Prosedur
Ø
Pembuatan Larutan 100 mL NaCl 0,1 M
1. Persiapan : menghitung massa NaCl menggunakan rumus massa (gr) = mol x
Mr, dimana mol = M x V.
2. Timbang massa NaCl sesuai perhitungan.
3. Pindahkan NaCl ke dalam gelas kimia.
4. Tambahkan 50 mL akuades dan aduk hingga larut sempurna.
5. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL.
6. Tambahkan akuades hingga tanda batas.
7. Tutup labu ukur dan homogenkan.
Ø
Pembuatan Larutan 100 mL NaCl 0,1 m
1.
Persiapan : menghitung massa NaCl
menggunakan rumus massa (gr) = mol x Mr, dimana mol = M x V.
2.
Timbang massa NaCl sesuai
perhitungan.
3.
Pindahkan NaCl ke dalam gelas kimia.
4.
Siapkan air sebanyak 100 mL dalam
labu ukur
5.
Tambahkan 50 mL akuades yang diambil
dari labu ukur no.4 dan aduk hingga larut sempurna.
6.
Pindahkan larutan tersebut ke dalam
labu ukur 100 mL.
7.
Tambahkan akuades hingga tanda batas.
8.
Tutup labu ukur dan homogenkan.
5.
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
PERTANYAAN
1. Dalam praktikum
volume larutan manakah yang memiliki jumlah lebih banyak, mengapa?
2. Hitunglah
kosentrasi molalitas 18 gram glukosa C6H12O6
dalam 250 mL air dengan massa jenis 0,8 gr/mL
ASAM DAN BASA
1.
Tujuan
Untuk menguji larutan yang termasuk asam dan basa
menggunakan pH meter, kertas lakmus dan indikator universal
2.
Dasar Teori
Larutan asam memiliki rasa asam, menyebabkan
sensasi menusuk pada kulit, dan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam
merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya
cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air
akan melepaskan ion H+. Asam yang sering dalam industri adalah asam
sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3) dan asam
klorida (HCl). Basa memiliki rasa pahit, licin saat disentuh, dan mengubah
kertas lakmus merah menjadi biru. Basa adalah suatu senyawa yang jika
dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-).
Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH-.
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristalpadat dan bersifat kaustik.
Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, pembersih amonia rumah tangga,
obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa. Garam diproduksi
ketika larutan asam dan basa dicampur. Netralisasi reaksi dapat menyebabkan
garam larut atau tidak larut dalam air. Sebagai contoh, campuran asam sulfat
dan natrium hidroksida menghasilkan air dan garam natrium sulfat. Oleh karena
itu garam dapat didefinisikan sebagai senyawa ionik apa pun yang merupakan
netralisasi produk reaksi asam basa. Indikator asam-basa (disebut juga
Indikator pH) adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke
dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan
kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk
larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan
di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Identifikasi Larutan Asam dan
Basa Menggunakan Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau
basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Banyak indikator asam basa
adalah pigmen tumbuhan. Contohnya dengan mendidihkan irisan kubis merah dalam
air dapat mengekstraksi pigmen yang menunjukkan berbagai warna pada berbagai
pH. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga,
kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu yang diekstrak dengan air panas dapat
digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini
dapat
menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam
basa
3.
Bahan dan alat
Alat :
▪ indicator
Universal
▪ kertas lakmus
▪ pH meter
▪ tabung reaksi dan
rak
▪ pipet tetes
Bahan :
▪ Larutan gula
▪ Larutan garam
▪ Air sumur
▪ Aquades
▪ Larutan cuka
▪ Air kapur
▪ Air detergen
▪ Amonia
▪ Susu
4.
Prosedur
PENGUJIAN LARUTAN ASAM BASA
1.
Masukkan masing-masing larutan dalam tabung reaksi yang berbeda.
2.
Uji pH larutan menggunakan pH meter dan indikator universal.
3.
Uji masing-masing larutan menggunakan kertas lakmus merah dan biru,
catat hasil pada tabel hasil
4.
5.
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
No |
Sampel |
pH |
Lakmus Merah dan biru |
Kesimpulan |
1 |
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
6.
PERTANYAAN
1.
Bagaimana ciri-ciri larutan asam dan basa berdasarkan pH meter,
indikator universal dan pengujiandengan kertas lakmus ?
2.
Diantara bahan yang diuji manakah yang termasuk asam dan basa?
3.
Kesimpulan apa yang didapatkan dari percobaan di atas?
Tujuan
2. Dasar Teori
3. Bahan dan alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah
4. Prosedur,
5. HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
6. PERTANYAAN
0 Comments
TERIMA KASIH