MATERI REDOKS ( REDUKSI DAN OKSIDASI )



REDOKS ( REDUKSI DAN OKSIDASI )



tujuan pembelajaran

1. memahami proses redoks dalam kehidupan sehari hari
2. menyebutkan sejarah perkembangan redoks
3. dapat menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam senyawa
4. dapat membedakan reaksi oksidasi, reduksi dan redoks
5. dapat menyebutkan spesi yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor
6. dapat menuliskan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi
7. dapat menuliskan zat hasil oksidasi dan reduksi
8. dapat menyetarakan persamaan reaksi redoks
9. dapat memberi nama senyawa dengan menggunakan kaidah bilangan oksidasi
10.dapat menyebutkan reaksi auto redoks

11. dapat membedakan reaksi redok dan auto redoks

Dalam kehidupan sehari konsep reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di sekitar kehidupan kita, proses pembakaran adalah salah satu  dari reaksi redoks, perkaratan logam, perubahan warna pada buah ( buah apel yang dikupas kulitnya dan dibiarkan dalam udara luar maka buah tersebut akan berubah menjadi coklat, fotosintesis pada tumbuh tumbuhan, respirasi yang merupakan utama pada pernafasan makhluk hidup adalah proses dari reaksi oksidasi dan reduksi biologis agar menghasikan tenaga. Dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa pembentukan suatu senyawa karena terjadi ikatan yeng melibatkan tingkat tingkat oksidasi



Konsep dasar perkembangan reaksi Redoks terjadi beberapa tahapan
1.       Redoks yang melibatkan oksigen
Ø  Oksidasi adalah pengikatan oksigen
Cth.
C + O2 CO2
H2 + O2 → H2O
Ca + O2 → CaO
Ø  Reduksi adalah pelepasan oksigen  
CO2     C + O2
N2O     N2 + O2
ClO3- ClO2- + O
2.       Redoks yang melibatkan electron
Ø  Oksidasi adalah pelepasan electron
Cth.
Na    Na+ + e
Al     Al3+ + 3e

2Cl-    Cl2  + 2e
Ø  Reduksi adalah penangkapan elektro
Al3+ + 3e   Al
O2    + 2e  → O2-
Br2  + 2e → 2Br-
3.       Redoks dengan megunakan bilangan oksidasi (biloks) / tingkat oksidasi
Pada teori bilangan oksidasi didasarkan tingkat tingkat valensi suatu atom.
Ø  Oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi dari sebelah kiri kenan tanda panah
Ø  Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi dari sebelah kiri kenan tanda panah


Teori yang ketiga ini sangat lah berperan karena dengan teori biloks dapat mnenerangkan teori teori sebelumnya.
Hal - hal yang harus diperhatikan atau di pahami untuk teori biloks adalah mengetahui biloks suatu atom, ion, poliatom dan molekul….
Aturan menentukan bilangan oksidasi atau biloks
1.       Nomor oksidasi unsur bebas selalu 0.
2.       Jumlah oksidasi ion monatomik sama dengan muatan ionnya.
3.       Fluor dalam senyawa selalu bilangan oksidasi -1.
4.       Logam alkali ( IA ) dalam senyawa selalu memiliki bilangan oksidasi +1.
5.       Logam alkali tanah  (IIA ) dalam senyawa selalu diberi bilangan oksidasi +2.
6.       Oksigen hampir selalu dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali dalam peroksida (H2O2) di mana ia adalah -1 dan dalam senyawa dengan fluor (OF2) di mana itu adalah +2.
7.       Hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 ketika dikombinasikan dengan non-logam, tetapi memiliki bilangan oksidasi -1 bila bersenyawa dengan logam (hidrida).
8.       Jumlah seluruh bilangan oksidasi unsur dalam suatu senyawa adalah nol.
9.       Jumlah seluruh bilanan  oksidasi dalam ion poliatomik sama dengan muatan pada ion.
10.   Halogen ( VIIA) dalam senyawa selalu -1, kecuali Cl,Br,dan I berikan dengan O bilangan oksidasinya +1, +3, +5, +7 yaitu senyawa XO-, XO2-, XO3-, XO5- ( x adalah unsur halogen )
Contoh mententukan biloks
·         H2O…. jumlah 2 H + O = 0 (aturan 8 )
            2 ( +1 ) [ aturan 7] + ( -2 ) [aturan 6 )
            + 2 + (-2) = 0
·         Tentukan bilangan S dalam H2SO4
2 H + S + 4 (-2) = 0
2 (+1) + S + 4(-2) =0
S = -2 + 8 = + 6
·         NH4+ tentukan biloks N
N + 4 (+1) = +1
N = +1 + (-4 ) = -3
Jika ditemukan ada lebih dari satu bilangan oksidasi yang tidak diketahui maka ad acara lain yaitu menggunan ion poliatomik
Contoh :
PbSO4 jika diminta menetukan biloks Pb maka ada dua biloks yang tidak ada dalam aturan yaitu Pb dan S , maka untuk kasus seperti ini ingat rumus ini
XaYb  → a X+b + b Y-a
Dalan harus memahami dan hafal muatan ion poliatomik
Hal yang harus dihafal
Mono Kation - kation
Li+ : ion litium
Na+ : ion natrium
K+ : ion kalium/ potasium
Rb+ : ion bubidium
Cs+ : ion cesium
Be2+ : ion berilium
Mg2+ : ion magnesium
Ca2+ : ion kalsium
Sr2+ : ion stronsium
Ba2+ : ion barium
B3+  ion Boron
Al3+ : ion Almunium

Kation kation yang memiliki muatan lebih dari satu
Cr2+, Cr3+ : ion krom(II) / ion kromo, ion krom(III) / ion kromi
Cu+, Cu2+: ion tembaga(I) / ion cupro, ion tembaga(II) / ion cupri
Ag+ : ion perak
Zn2+ : ion seng
Fe2+, Fe3+: ion besi(II) / ion fero, ion besi(III) / ion feri
Mn2+, Mn3+ : ion mangan(II) / ion mangano, ion mangan(III) / ion mangani
Co2+, Co3+ : ion kobalt(II) / ion kobalto, ion kobalt(III) / ion kobalti
Sn2+, Sn4+ : ion timah(II) / ion stano, ion timah(IV) / ion stani
Pb2+, Pb4+ : ion timbal(II) / ion plumbum, ion timbal(IV) / ion plumbic
Poli  Kation - kation
NH4+ : ion ammonium

Mono anion anion
O2- : ion oksigen
S2- : ion belerang/ sulfur
F : ion fluorida
Cl : ion klorida
Br : ion bromida
I : ion iodide


Poli  anion anion


CN : ion sianida
NO2 : ion nitrit
NO3 : ion nitrat
HCO3 : ion hydrogen karbonat (ion bikarbonat)
MNO4 : ion permanganat
HSO4 : ion hydrogen sulfat (ion bisulfat)
ClO : ion hipoklorit
ClO2 : ion klorit
ClO3 : ion klorat
ClO4 : ion perklorat
IO3 : ion iodat
CH3COO : ion asetat
SO32- : ion sulfit
SO42- : ion sulfat
CO32- : ion karbonat
S2O32- : ion tiosulfat
CrO42- : ion kromat
Cr2O72- : ion dikromat
PO33- : ion fosfit
PO43- : ion fosfat

Jawab :  PbSO4 Pb + SO4-2 dari rumus diatas
Karena jumlah muatan harus 0 maka muatan Pb = +2 , maka bilos Pb = +2 [ aturan nomor 2 ]
MENYETARAKAN REKASI REDOKS
Dalam menyetarakan persamaan reaksi redoks ini, sebenarnya hampir sama dengan persamaan reaksi yang lalu, hanya pada reaksi redoks menggunakan bilangan oksidasi dan ada perbedaannya yaitu selain jumlah atom yang sama  maka jumlah muatannya pun harus sama antara di kiri dan dikanan tanda panah
Contoh





UNTUK MENYETARAKAN MAKA JUMLAH ELEKTRON KALI SILANG
Oksidasi 5e x 2e, Reduksi 2e x 5e  HASIL KALI DILETAKKAN SEBAGAI KOEFESIEN

2MnO + 5PbO2  + 8H+   →   2MnO4​ + 5Pb2+ + 4H20

Istilah – istilah yang terdapat pada reaksi redoks
ü  Oksidator adalah ZAT YANG MENGALAMI REDUKSI atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi
ü  Reduktor  adalah ZAT YANG MENGALAMI OKSIDAI atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi
ü  Zat yang mengalami oksidasi sebelah kiri tanda panah
ü  Zat yang mengalami reduksi sebelah kiri tanda panah

ü  Zat yang hasil reduksi sebelah kanan tanda panah

Dari conto dapat dicari
ü  Oksidator adalah ZAT YANG MENGALAMI REDUKSI atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi = PbO2
ü  Reduktor  adalah ZAT YANG MENGALAMI OKSIDAI atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi = MnO
ü  Zat yang mengalami oksidasi sebelah kiri tanda panah = MnO
ü  Zat yang mengalami reduksi sebelah kiri tanda panah = PbO2
ü  Zat yang hasil oksidasi sebelah kanan tanda panah = MnO4-
ü    Zat yang hasil reduksi sebelah kanan tanda panah = Pb2+

TATA NAMA SENYAWA MENGGUNAKAN KAIDAH BILANGAN OKSIDASI
Pengguna nama senyawa dengan kaidah bilok diperuntukan untuk senyawa senyawa yang kationnya bukan berasal dari golongan IA dan IIA plus Al
Contoh
1.       NaCl   = Natrium Klorida
2.      CaCl2   = Kalsium Klorida
3.      CuCl    = Tembaga I Klorida
4.      PbO2    = Timbal IV Oksida




Caranya
SnO  =Timah II Oksida
+2   -2  




FeBr3 = Besi III Bromida
                           +3  -1

Reaksi Autoredoks/Disproporsionasi

Reaksi autoredoks/disproporsionasi adalah terdapat hanya salah satu pereaksi (reaktan) yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi sekaligus atau berperan menjadi oksidator dan reduktor secara bersama sama.

Contoh :
2Cl2 + 2H2O → 2HClO + 2HCl

Persamaan reaksi di atas merupakan reaksi autoredoks karena molekul Cl2 berperan sebagai oksidator dan juga reduktor.

Biloks Cl pada 2HCl adalah -1 (sudah dicari pada contoh sebelumnya)

Jadi, pada persamaan reaksi
2Cl2 + 2H2O    →   2HClO      + 2HCl
(0)     (+1) (-2)     (+1)(+1)(-2)   (+1)(-1)
Terlihat jelas bahwa unsur Cl mengalami kenaikan biloks dan penurunan biloks. Maka, persamaan reaksi tersebut adalah reaksi autoredoks.

Catatan : Jika tidak terjadi kenaikan biloks maupun penurunan biloks pada persamaan reaksi, maka persamaan reaksi tersebut bukanlah reaksi redoks.






Post a Comment

0 Comments